Senin, 17 Maret 2014

agama Bahai

1.SEJARAH
a.Pendiri
Mirza Ali saat berusia 6 tahun, menimba pengetahuan dari para juru dakwah sekte Syikhiyyah. Hanya saja Mirza Ali sibuk dengan perdagangan. Baru usia 17 thn, ia kembali menghanyutkan diri dalam buku-buku Sufi, melakukan riyadhah ruhaniyyah dan amal-amal bathin yang sangat berat. Kemudian pada 1259 M, ia mengunjungi kota Baghdad dan mulai mendatangi majelis tokoh sekte Syikhiyah kala itu, Kazhim Ar-Rusyti, sambil memperdalam pengetahuan dan ajaran Syikhiyyah.
Di tengah kesibukannya di majelis sang guru, dia berkenalan dengan seorang mata-mata pasukan Rusia bernama Kenneth Ghorki, yang ditemani seorang muslim gadungan, ‘Isa Nakrani. Begitu melihat pada diri Mirza ada potensi untuk mewujudkan tujuan busuk Kolonial Rusia.
Dengan dukungan dua orang tadi, maka ia memproklamirkan diri sebagai Imam Mahdi yang ditunggu-tunggu kedatangannya, dan satu-satunya Al-Bab pintu menuju hakekat ketuhanan, pada Jumadil Ula 1260 H/ Maret 1844 M, sehingga secara resmi alirannya (pemikirannya) berdiri dan disebut Babiyyah. Dia juga mengklaim dirinya sebagai utusan Allah layaknya Musa, Isa, dan Nabi Muhammad. Bahkan dia meninggikan kedudukannya melibihi para Nabi. Dan pengakuannya sebagai nabi ini mendapat sambutan hangat.
Pada 1266 H, ia mengklaim bahwa Dzat Allah bersemayam pada dirinya. Namun setelah berhadapan dengan para ulama dalam perdebatan, ia pura-pura menunjukkan sikap taubat dan penyesalan. Para ulama tidak mempercayai taubatnya. Sebab sebelumnya dia juga pernah mengaku taubat di mimbar Masjid Al-Wakil atas kesesatan dan keburukan para pengikutnya.

Namun taubatnya hanya bualan dan tipuan. Karena itu, para ulama di masa itu merekomendasikan vonis mati untuk dirinya dan orang dekatnya yaitu Az-Zanuzi. Eksekusi vonis mati dilaksanakan pada 27 Sya’ban 1266 H / 8 Juli 1850 M.    Di samping dua tokoh ini, ada Mirza Yahi ‘Ali, ‘Abbas Affandi, Syauqi Affandi, dan Mirza Husain ‘Ali, yang mendapat gelar Bahaullah.


Nama terkahir inilah yang merubah nama Babiyyah menjadi Baha`iyyah,  pada gelar yang diraihnya. Pria ini sangat erat hubungannya dengan Yahudi saat di pengasingan. Sebelum mati dibunuh pemerintah Iran pada tahun 1850 pada usia 30 tahun, Mirza Ali Al-Bab memilih dua muridnya, Subuh Azal dan Baha’ullah. Keduanya diusir dari Iran. Subuh Azal ke Cyprus, sedang Baha’ullah ke Turki. Pengikut Baha’ullah lebih banyak, hingga disebut Baha’iyah atau Baha’isme, dan kadang masih disebut aliran Babiyah, nama yang dipilih pendirinya, Mirza Ali. Kemudian, kedua tokoh itu bertikai, maka diusir dari Turki. Baha’ullah diusir ke Akka, Palestina. Di sana ia memasukkan unsur syirik dan menentang Al-Quran dengan mengarang Al-Kitab Al-Aqdas diakui sebagai dari wahyu, mengajak ke agama baru, bukan Islam. Baha’ullah menganggap agamanya universal, semua agama dan ras bersatu di dalamnya.
Pusat Baha’i saat ini berada di kota Haifa, Israel. Di seluruh dunia, terdapat sekitar 6 juta penganut Baha’i, dengan jumlah pengikut terbesar berada di India dan Iran.

B Kitab Suci
            Salah satu keunikan Wahyu Agama Bahai ialah masih tersimpannya dengan baik semua tulisan-tulisan Suci dalam bentuk asli yang disahkan oleh Bahaullah sendiri, sehingga tidak ada keraguan atas keasliannya. Bahaullah mengulas berbagai hal, seperti keesaan Tuhan dan fungsi Wahyu Ilahi; tujuan hidup; ciri dan sifat roh manusia; kehidupan sesudah mati; hukum-hukum dan prinsip-prinsip Agama; ajaran-ajaran akhlak; perkembangan kondisi dunia serta masa depan umat manusia.
Kitab suci yang mengandung kebanyakan hukum Bahai adalah  Kitáb i-Aqdas (Kitab Tersuci) yang  diturunkan di ‘Acca. Selain dituntun oleh Tulisan Suci Bahaullah, kehidupan masyarakat Bahai juga dibimbing melalui buku-buku dan surat-surat yang ditulis oleh ‘Abdu’l-Bahá dan Shoghi Effendi. Buku-buku Bahai kini dapat dibaca dalam lebih dari 800 bahasa. Shoghi  Effendi adalah cucu abdul Bahai.

c.Rumah ibadah
 
Rumah ibadah Bahá’í dinamakan “Mashriqu’l-Adhkár” (Tempat-terbit pujian kepada Tuhan), yakni tempat untuk berdoa, meditasi dan melantunkan ayat-ayat suci Bahá’í dan agama-agama lain. Rumah ibadah Bahá’í ini terbuka bagi orang-orang dari semua agama.
Rumah ibadah Bahai bertemakan ketunggalan: harus mempunyai sembilan sisi dengan sebuah kubah di tengahnya, dan direncanakan untuk masa depan sebagai pusat dari berbagai lembaga sosial bagi masyarakat. Sampai sekarang di seluruh dunia ada tujuh Rumah ibadah Bahá’í—di New Delhi, India; Kampala, Uganda; Frankfort, Jerman; Wilmette, Illinois, Amerika Serikat; Panama City, Panama; Apia, Samoa Barat; dan Sydney, Australia.

           

2.KONSEP AJARAN
a.   Konsep Allah
            Tuhan dari agama Bahá’í adalah Bahá’u’lláh, mengumumkan, “Tujuan dasar yang menjiwai Keyakinan dan Agama Tuhan ialah untuk melindungi kepentingan-kepentingan umat manusia dan memajukan kesatuan umat manusia, serta untuk memupuk semangat cinta kasih dan persahabatan di antara manusia.” Artinya menurut Baha`i, tujuan utama agamaNya hanya mewujudkan transformasi rohani dalam kehidupan manusia dan memperbaharui lembaga-lembaga masyarakat berdasarkan prinsip-prinsip keesaan Tuhan,
Agama Bahá’í menganggap para "Perwujudan Tuhan" itu, yang telah menjadi pendiri agama-agama besar di dunia, sebagai wakil Tuhan di bumi dan pembimbing utama umat manusia. Menurut ajaran Bahá’u’lláh, semua perbedaan dan pembatasan yang berkaitan dengan wahyu mereka masing-masing telah ditentukan oleh Tuhan sesuai dengan kebutuhan misinya. Oleh karena itu, orang-orang Bahá’í tidak meninggikan salah satu Perwujudan di atas yang lainnya, tetapi menganggap, dalam kata-kata Bahá’u’lláh, bahwa mereka semua "berdiam dalam kemah yang sama, membubung di langit yang sama, duduk di atas takhta kesatuan agama, dan persatuan seluruh umat manusia.
Umat Bahá’í berkeyakinan bahwa agama harus menjadi sumber perdamaian dan keselarasan, baik dalam keluarga, masyarakat, bangsa maupun dunia. Baha’i percaya pada satu Tuhan yang bermanifestasi dalam berbagai bentuk sehingga menghasilkan sejumlah agama yang berbeda. Meskipun setiap agama memiliki konsep yang berbeda tentang Tuhan, Baha’i menganggap perbedaan ini hanya disebabkan oleh latar belakang sosial dan budaya yang berbeda.
Baha’i meyakini adanya satu Tuhan dan bahwa semua agama besar di dunia mengimani satu Tuhan yang sama. Baha’i meyakini bahwa Tuhan telah mengungkapkan Diri-Nya melalui serangkaian Utusan Ilahi, yang tujuannya adalah untuk membimbing dan mendidik umat manusia. Mereka semua adalah ungkapan dari tujuan Ilahi yang tunggal, "Inilah Agama Allah yang tak berubah-ubah, abadi pada masa lampau, kekal pada masa yang akan datang."
b.  Penciptaan
Baha’i yang mengacu pada konsep wahyu Progresif, yang berarti bahwa kehendak Allah dinyatakan kepada umat manusia sebagai umat manusia semakin dewasa dan lebih mampu memahami tujuan Allah dalam menciptakan manusia. Dalam pandangan ini, firman Allah yang diturunkan lewat serangkaian utusan: Abraham, Krishna, Musa, Buddha, Yesus, Muhammad, dan Bahá’u'lláh (pendiri Baha’i) di antara mereka. Dalam Kitab-i-Íqán (Kitab kepastian), Bahá’u'lláh menjelaskan bahwa utusan-utusan Allah memiliki stasiun ganda, salah satu keilahian dan salah satu individu.
Bahá’u'lláh mengajarkan bahwa satu-satunya agama yang benar dapat memberikan tujuan bagi eksistensi manusia. Jika tidak ada Pencipta, jika manusia hanyalah produk kesempatan sistem termodinamika, karena banyak di dunia saat ini menegaskan, tidak akan ada tujuan dalam hidup. Setiap individu manusia akan mewakili eksistensi material sementara hewan sadar mencoba untuk bergerak melalui kehidupan singkat nya dengan banyak kesenangan dan sedikit rasa sakit dan penderitaan sebanyak mungkin.
Hanya dalam hubungannya dengan Sang Pencipta, dan tujuan yang Pencipta yang telah ditetapkan untuk makhluk-Nya, bahwa keberadaan manusia memiliki arti apapun. Bahá’u'lláh dijelaskan tujuan Allah bagi manusia dengan cara sebagai berikut:
Tujuan Allah menciptakan manusia apa yang telah dilakukan, dan akan pernah, untuk memungkinkan dia untuk mengetahui Penciptanya dan untuk mencapai Hadirat-Nya. Untuk tujuan ini paling baik, tujuan tertinggi ini, semua Buku surgawi dan Kitab Suci ilahi-mengungkapkan dan berat tegas saksi.


c.  Manusia
Di dalam Ajaran Bahá’í, diajarkan bahwa manusia adalah buah-buah dari satu pohon dan daun-daun dari satu dahan. Meskipun berbeda satu sama lain secara jasmani dan perasaan, meskipun memiliki bakat dan kemampuan yang berbeda-beda, namun manusia tumbuh dari satu akar yang sama, semua manusia adalah satu keluarga manusia.
 Agama Bahá’í mengajarkan bahwa semua manusia adalah sama di hadapan Tuhan, dan mereka harus diperlakukan dengan baik, harus saling menghargai dan menghormati. Bahá’u’lláh mencela prasangka ras dan kesukuan, serta mengajarkan bahwa semua orang adalah anggota dari satu keluarga manusia, yang justru diperkaya dengan keanekaragamannya.
Umat Bahá’í percaya bahwa manusia harus berupaya memperoleh sifat-sifat mulia serta bertingkahlaku sesuai dengan standar moral yang tinggi. Salah satu tujuan dasar kehidupan Bahá’í adalah mengembangkan dan memperoleh sifat-sifat mulia seperti kebaikan hati, kedermawanan, toleransi, belas kasihan, sifat dapat dipercaya, niat yang murni, dan semangat pengabdian. Umat Bahá’í dilarang bergunjing, berbohong, mencuri, dan berjudi. Kebajikan-kebajikan tersebut diajarkan kepada anak-anak sejak usia dini, sehingga menjadi bagian utama dari akhlak mereka dan mengarahkan mereka kepada Tuhan, sehingga dengan demikian mereka akan lebih mampu mengabdi pada umat manusia.

“Maksud Tuhan Yang Maha Esa dalam menyatakan Dirinya adalah untuk memanggil seluruh umat manusia kepada kejujuran dan ketulusan, kepada kesalehan dan sifat dapat dipercaya, kepada ketawakalan serta ketaatan pada Kehendak Tuhan, kepada ketabahan dan kebaikan hati, kepada keadilan dan kearifan. Tujuan-Nya adalah untuk membalut setiap manusia dengan pakaian watak yang suci, serta menghiasinya dengan perhiasan perbuatan-perbuatan yang suci dan baik.” — Bahá’u’lláh
“Cahaya dari watak yang baik melebihi cahaya dan kecemerlangan matahari. Barangsiapa mencapai tingkat ini, dianggap sebagai permata di antara manusia. Kemuliaan dan keluhuran dunia tergantung padanya ... ” — Bahá’u’lláh
“ ... bukankah tujuan setiap Wahyu adalah mewujudkan perubahan menyeluruh pada karakter manusia, suatu perubahan yang akan terwujudkan baik ke dalam maupun ke luar, yang akan mempengaruhi kehidupan batinnya maupun kondisi lahirnya?” — Bahá’u’lláh
“Semua manusia diciptakan untuk memajukan peradaban yang terus berkembang. Kebajikan-kebajikan yang sesuai dengan harkat manusia ialah kesabaran, belas kasihan, kemurahan hati, dan cinta kasih terhadap semua kaum dan umat di bumi ... ” — Bahá’u’lláh

Bahá’u’lláh mengajarkan bahwa semua manusia harus mempunyai pekerjaan. Termasuk dalam golongan ini adalah tugas mengurus rumah tangga, yang dianggap sebagai pekerjaan yang terhormat. Setiap orang harus diberi kesempatan untuk mencari nafkah dan mengabdi kepada umat manusia; mengemis tidak di perbolehkan dan harus dihilangkan dari masyarakat. Karena tujuan kita adalah mengembangkan bakat dan kemampuan untuk mengabdi demi kebaikan masyarakat, maka dalam pandangan Tuhan pekerjaan yang dilakukan dengan semangat pengabdian disetarakan dengan ibadah.
Agama Bahai percaya bahwa semua manusia diciptakan mulia dan dilengkapi dengan potensi-potensi rohani yang diperlukan untuk hidup dalam keluhuran dan kemuliaan jati dirinya. Tuhan tidak menciptakan ketidaksempurnaan. Sifat-sifat yang merugikan itu adalah indikasi dari tidak tumbuh dan berkembangnya potensi-potensi tersebut dan bukan merupakan ketidaksempurnaan penciptaan-Nya.




d.  Prinsip dan Ajaran Agama Baha'i

v    Percaya Kepada Tuhan Yang Maha Esa
v     Percaya kepada para Rasul sebagai utusan Tuhan
v     Melarang poligami kecuali bila ada kekecualian. Poligami ini pun tidak diperbolehkan lebih dari dua istri.
v      Melarang talak kecuali terpaksa yang tidak memungkinkan antara kedua pasangan untuk bergaul lagi. Seorang istri yang ditalak tidak perlu iddah (waktu penantian). Janda itu bisa langsung kawin lagi.
v     Dasar Semua Agama adalah satu
v     Kesatuan umat manusia
v     Penyelidikan kebenaran secara bebas
v     Persesuaian agama dan ilmu pengetahuan
v    Persamaan Hak antara Pria dan Wanita
v    Kesucian dan Kemurnian sangatlah penting
v    Segala Prasangka harus dihapuskan
v    Pendidikan adalah Wajib bagi semua anak-anak
v    Perdamaian Dunia
v    Bahasa Sedunia
v    Bermusyawarah dalam segala hal
v    Wajib bekerja untuk mencari nafkah
v    Penyelesaian Masalah ekonomi secara rohani
v    Kemiskinan dan kekayaan yang berlebihan harus dihapuskan
v    Tidak boleh bercampur tangan dalam urusan politik
v    Kesetiaan kepada pemerintah 

e.  Neraka  Dan Surga

Semua puncak dari ajarah Baha’i adalah membangun perdamaian yang permanen dan universal dan menjadi cita-cita utama seluruh umat manusia.
Berbeda dengan islam dan agama-agama barat lainya baha’i meyakini bahwa neraka dan surga bukanlah tempat, akan tetapi kondisi dari jiwa yang tiada lain adalah realitas manusia. sifatnya abadi dan terus sesuai dengan keinginan Tuhan maka itulah surga. Sebaliknya, jika jiwa manusia adalah tuhan maka itulah neraka. dengan demikian penggambaran surga pada agama lain hanya simbol bukan yang sebenarnya. Agama ini mengumumkan, tidak percaya pada hari kiamat, surga dan neraka setelah perhitungan.
Ketika Baha’i berbicara tentang persatuan umat yang dimaksud bukan hanya kesatuan dalam hidup ini saja melainkan kehidupan dan mati sekaligus.dengan demikian hidup dan mati itu saling berkaitan erat. Abdul Baha meyakini bahwa pandangan ini dihubungkan dengan kekuatan istimewa para nabi dan orang orang suci yang melihat ke dunia lain melambangkan adanya saling keterkaitan.
Berdasarkan kepercayan Baha’i tentang kesatuan mutlak Tuhan maka dalam segala hal tidak boleh ada kejahatan, jika Tuhan itu ada dan sama tidak ada tokoh setan di alam semesta.sebagaimana kegelapan hanyalah tidak ada cahaya.dengan demikian munculnya kejahatan hanyalah keadan yang baik menurut abdul baha.
Dalam Dunia tidak ada kejahatan semua adalah baik,sifat dan bakat manusia tertentu yang nampaknya jelek pada kenyatan tidak demikian.



h. Keselamatan.
 Umat Bahá’í percaya tentang adanya roh yang kekal yang ada pada setiap manusia walaupun kita tidak sepenuhnya mampu memahami sifat roh itu. Dalam kehidupan yang fana ini, roh seseorang tumbuh dan berkembang sesuai dengan hubungan rohaninya dengan Tuhan. Hubungan ini dapat dipelihara dengan jalan mengenal Tuhan dan ajaran-ajaran-Nya yang diwahyukan oleh para Rasul dan Nabi-Nya, seperti cinta pada Tuhan, doa, meditasi, puasa, disiplin moral, kebajikan-kebajikan Ilahi, menjalankan hukum-hukum agama, dan pengabdian kepada umat manusia. Semua itu memungkinkan manusia untuk mengembangkan sifat-sifat rohaninya, yang merupakan pondasi bagi kebahagiaan manusia serta kemajuan sosial, dan juga untuk menyiapkan rohnya untuk kehidupan sesudah mati.
Agama Bahá’í mengajarkan bahwa realitas rohani setiap manusia, yaitu roh, adalah abadi. Pada saat kematian, roh manusia akan melanjutkan perjalanannya dalam alam rohani. Orang-orang yang telah menaati ajaran-ajaran para Rasul dan telah mengembangkan kapasitas rohani mereka. sesudah mati, akan mendapatkan keuntungan atas perbuatan-perbuatan mereka.

i.                    Akhir Zaman
Ia juga memberikan bukti-bukti tentang Akhir zaman dan tempat dirinya. Terbentuknya agama bersamaan dengan nubuat Millerit yang menunjuk kepada tahun 1844. Sehubungan dengan pengharapan khusus tentang akhir zaman, dikatakan bahwa Pertempuran Harmagedon telah berlalu dan bahwa kematian syahid massal yang diantisipasikan pada Akhir zaman telah terjadi dengan konteks historis dari agama Bahá'í.
            Sebagai bagian dari keseluruhan teologi dari agama Bahá'í, literatur dan riset Bahá'í menafsirkan penggenapan pengharapan-pengharapan di sekitar  Pertempuran Armagedon dalam tiga cara, dan ketiga-tiganya telah terjadi.
Ø  Yang pertama berkaitan dengan serangkaian tulisan yang dikarang olehBahá'u'lláh, pendiri agama Bahá'í, untuk dikirim ke berbagai raja dan pemimpin negara. Akta dari Yang Dijanjikan yang membahas kekuasaan dunia dengan kritik adalah sebuah kejadian yang menggemparkan.
Ø  Yang kedua terkait dengan kejadian-kejadian terinci menjelang akhirPertempuran Megiddo (1918) dari Perang Dunia I – semacam penggenapan haraiah di mana kekuatan-kekuatan dunia sedang bertempur. Secara khusus kemenangan Jenderal Allenby di Megiddo, yang mencegah Kekaisaran Ottoman menyalibkan 'Abdu'l-Baha, yang saat itu merupakan pemimpin dari agama Baha'i, dipandang oleh umat Baha'i sebagai Pertempuran Armagedon yang harafiah.
Ø  Yang ketiga meninjau seluruh perkembangan Perang Dunia (I dan II) (meskipun keduanya dapat dipandang sebagai satu proses yang terdiri dari dua tahap), dan kehancuran yang dihasilkannya terhadap berbagai sarana dan norma dunia sebelum dan sesudahnya.

Tuhan, Iman, dan Keabadian Aku dan pandangan Baha’i, tujuan hidup di bumi ini adalah untuk setiap individu untuk mengembangkan kualitas spiritual dan moral yang merupakan inti dari nya alam. Bahá’u'lláh disebut manusia sebagai “tambang kaya permata yang tak ternilai.” Ini “permata” atau kualitas bisa “ditambang” atau dikembangkan hanya ketika seseorang berpaling kepada Allah. Tapi sementara tugas ini mengagumkan harus tetap menjadi tanggung jawab individu, manusia telah menerima bimbingan terus-menerus dari Pencipta penuh kasih tentang bagaimana untuk mencapainya. Konsepsi Baha’i dari sifat manusia dan jiwa, maka, pada dasarnya positif, seperti pandangan Baha’i pada tujuan hidup dan kehidupan setelah kematian.
J.baha’i  di indonesia
            Baha’i dilarang di Indonesia sejak 15 Agustus 1962. Presiden Soekarno mengeluarkan Keputusan Presiden No.264/Tahun 1962 yang berisikan pelarangan tujuh organisasi tersebut termasuk Baha’i. kata-kata dibawah surat Keppres tersebut menjelaskan bahwa ajaran dan organisasi-organisasi tersebut termasuk Liga Demokrasi dan Rotary Club, dilarang karena “tidak sesuai dengan kepribadian Indonesia, penyelesaian revolusi, atau bertentangan dengan cita-cita sosialisme Indonesia”.

3.KEKUATAN DAN KELEMAHAN

a. Kekuatan agama Bahai adalah:
·                     Agama yang tidak terlalu mengikat umatnya. Agama bahai lebih mementingkan kehidupan sesama manusia yaitu kehidupan sosial. Kehidupan sosialnya adalah sebagai berikut: Ke-Esaan Tuhan yang menganggap semua menusia itu adalah satu akar yaitu satu dalam Tuhan. Kesatuan agama, kesatuan umat manusia.
·                      Adanya persamaan hak antara laki-laki dan perempuan, perdamaian dunia, mengutamakan pendidikan, dan kehidupan sosial lainya.
·                      Konsep ajaran yang mereka buat juga punya sisi positif yaitu tidak memandang rendah agama lain namun menilai semua agama sama. Mereka bersifat pluralis.
·                     semua manusia harus mempunyai pekerjaan. Termasuk dalam golongan ini adalah tugas mengurus rumah tangga, yang dianggap sebagai pekerjaan yang terhormat. Setiap orang harus diberi kesempatan untuk mencari nafkah dan mengabdi kepada umat manusia; mengemis tidak di perbolehkan dan harus dihilangkan dari masyarakat.
·                     Umat Bahá’í percaya bahwa manusia harus menjadi manusia dengan  sifat-sifat mulia serta bertingkahlaku sesuai dengan standar moral yang tinggi seperti kebaikan hati, kedermawanan, toleransi, belas kasihan, sifat dapat dipercaya, niat yang murni, dan semangat pengabdian.
·                     Umat Bahá’í dilarang bergunjing, berbohong, mencuri, dan berjudi. Kebajikan-kebajikan tersebut diajarkan kepada anak-anak sejak usia dini, sehingga menjadi bagian utama dari akhlak mereka dan mengarahkan mereka kepada Tuhan, sehingga dengan demikian mereka akan lebih mampu mengabdi pada umat manusia.

b. Kelemahan agama Bahai adalah:
·                       sifat yang pluralis ini juga menimbulkan sisi negatif dan menjadi kelemahan agama Bahai yaitu mereka tidak terlalu berpegang teguh terhadap agamanya sendiri. Bahkan mereka cenderung mengikuti agama lain.
·                        Kelemahan yang lain adalah agama ini tidak begitu jelas tentanng kebenaran dan keselamatan yang kekal atau apa yang menjadi tujuan akhir dari hidup mereka.
·                       Agama Bahai terlalu fokus pada apa yang ada di dunia dan tampak mengesampingkan kehidupan selanjutnya.
·                       Kemudian agama Bahai tidak punya jadwal atau displin ibadah dan hal itu dapat membuat hidup jemaatnya tidak beraturan untuk bersekutu dengan Tuhannya.
·                       Agama ini  mengumumkan, tidak percaya pada hari kiamat, surga dan neraka setelah perhitungan
·                       Agama ini tidak mengenal adanya juruselamat dan konsep keselamatannya tidak jelas

4.PENUTUP
A.KESIMPULAN
1.                  Pendirinya agama Baha’i adalah Mirza Ali Pusat Baha’i.Berpusat saat ini berada di kota Haifa, Israel. Di seluruh dunia, terdapat sekitar 6 juta penganut Baha’i, dengan jumlah pengikut terbesar berada di India dan Iran.
2.                  Tuhan dari agama Bahá’í adalah Bahá’u’lláh, Baha’i percaya pada satu Tuhan yang bermanifestasi dalam berbagai bentuk sehingga menghasilkan sejumlah agama yang berbeda. Meskipun setiap agama memiliki konsep yang berbeda tentang Tuhan, Baha’i menganggap perbedaan ini hanya disebabkan oleh latar belakang sosial dan budaya yang berbeda.
3.                  Agama Bahai percaya bahwa semua manusia diciptakan mulia dan dilengkapi dengan potensi-potensi rohani yang diperlukan untuk hidup dalam keluhuran dan kemuliaan jati dirinya.
4.                  Agama ini mengumumkan, tidak percaya pada hari kiamat, surga dan neraka setelah perhitungan.
5.                  Tidak mempercayai akhir zaman










DAFTAR PUSTAKA
http://www.amazine.co/24802/apa-itu-bahai-fakta-sejarah-informasi-lainnya/
http://dany-bubblegums.blogspot.com/2010/05/tanda-tanda-kiamat-versi-agama-bahai.html
https://sites.google.com/site/bahaiindo/home/bahai1-1



Minggu, 16 Maret 2014

EKSEGESIS IBRANI 4:8-13

A.    KONTEKS SEJARAH KITAB
1.PENULIS
• Dalam komentar para Theolok-Theolok kitab Ibrani tidak memilki suatu kepastian
siapakah pengarang kitab ini.
• Surat Ibrani adalah Satu dari empat kitab yang tidak menyebutkan nama pengarangnya, dan kitab yang lain yang tidak menyebutkan nama pengarangnya adalah kitab 1-3 Yohanes.
• Sebelum abad ke dua, dari tradisi-tradisi juga tidak menyebutkan siapa penulisnya.
• Pada akhir abad kedua, barulah terdapat tulisan-tulisan yang menyatakan bahwa Rasul Paulus adalah penulis surat Ibrani ini.
• Pada abad kelima seorang tokoh Gereja yang bernama Tertullian berpendapat bahwa barnabaslah pengarang surat ini.
• Pada abad enam belas,Martin Luter mempercayai bahwa Apolos yang mengarang Surat Ibrani.
• Ada yang mempercayai bahwa surat Ibrani di tulis oleh Rasul Paulus dengan pendapat atau argumentasi berikut ini:
Petrus menulis Surat 1 dan 2 Petrus kepada orang-orang Yahudi yang sudah menjadi Kristen yang tersebar dimana-mana. (I Pet 1:1; II Pet 3:1). Selain itu Rasul Petrus menyatakan bahwa Rasul Paulus, juga menulis surat yang khusus untuk orang-orang Yahudi, dan itu adalah surat Ibrani. (II Pet 3:15,16). Serta adanya nama Timotius disebut pada Ibrani 13:23, yang mengindikasikan di tulis di Italia.
• Namun ada yang menolak kepenulisan Rasul Paulus atas surat Ibrani dengan argumentasi sebagai berikut:
Biarpun ada kesamaan doktrin dengan surat-surat Paulus lainnya, gaya bahasa surat Ibrani lain dengan gaya bahasa surat yang di tulis oleh Rasul Paulus. Sehingga ada yang berpendapat bahwa, Paulus menulis dalam bahasa Ibrani dan kemudian di terjemahkan oleh lukas dalam bahasa Yunani. Pendapat ini muncul karena gaya bahasa, Yunaninya lebih halus dari bahasa Yunani Paulus. Serta pada kitab Galatia 3:13 dan 5:1, Rasul Paulus menyebutkan Hukum Taurat sebagai “KUTUK” dan “KUK” tetapi penulis Ibrani menyebut Hukum Taurat sebagai “BAYANGAN” dan “KIASAN” (Ibr 10:1; 9:9). Namun hal seperti diatas bisa saja terjadi karena penerima yang berbeda.
• Dari berbagai pandangan yang ada, Rasul Paulus adalah pribadi yang sangat mungkin untuk menulis surat Ibrani.
o Banyaknya pengutippan kitab-kitab PL, dan Rasul paulus sangat mampu untuk melakukan itu karena dia sangat menguasai kitab PL.
o Rasul Paulus sangat mengenal Timotius, yang merupakan anak rohani Paulus, (Ibr 13:23)[1].        
2. Penerima

            Dalam surat Ibrani tidak ada alamat yang jelas.Para pembaca adalah orang Kristen Yahudi. Ada tiga kemungkinan penerima surat Ibrani adalah:
·         Di Yerusalem atau tempat lain di Yudea
·         Orang Kristen Yahudi secara umum
·         Kebanyakan ahli theology berpendapat surat Ibrani dialamatkan pada golongan Yahudi di dalam jemaat campuran seperti di kota Roma.Karena pada saat itu pembaca sedang dalam mengalami masa yang sukar, yang penuh dengan penganiayaan.

3.Latar belakang kitab
            Para pembaca di dalam bahaya besar. Mereka sudah lama menjadi Kristen, tetapi belum dewasa dalam iman (5:12-14 Bd 6:1-4). Oleh karena itu mereka mungkin akan berbalik kepada agama Yahudi ( 3:12 dst,4:1,11;12:13). Itu sebabnya si penulis menyebut suratnya sebagai kata-kata nasihat (13:22).

4. Tempat dan tahun penulisan
a)    Surat ibrani pertama kali muncul dari kutipan buku yang ditulis oleh Klemens dari Roma ( 94-95 M) dan Ignatius dari Antiokhia ( 110 M) sehingga ditulis sebelum abad pertama selesai
b)   Surat ibrani tidak menyinggung kota Yerusalem yang diinvasi oleh Jenderal Titus tahun 70 M maka disimpulkan sebelum tahun 70M ditulis
c)    Penulisan sesudah tahun 70 karena si Penulis menggunakan tata ibadah tabernalkel dan bukan bait suci Herodes dan penulis menyebutkan penganiayaan oleh Nero/Dominikan
Tempat penulisan :
a)    Di roma  yaitu italia (ps 14)
b)   Alexandria kalau penulis Apolos
c)    Antiokhia kalau penulis  Barnabas
d)   Kaiseria kalau penulis Lukas

5. Tujuan Penulisan
1.    Ditujukan kepada orang Yahudi yang menjadi Kristen
2.    Yahudi keturunan Yunani
3.    Kristen di komunitas Qumran (laut mati)
4.    Orang Kristen yang berpengaruh kepada gnostik
6.Ciri-ciri
  1. Surat ini unik di antara surat-surat PB karena bentuknya, "surat ini berawal seperti sebuah risalah, dilanjutkan bagaikan khotbah, dan diakhiri seperti surat" (Origenes).
  2. Di antara semua kitab PB surat ini menggunakan bahasa yang paling halus, paling mendekati gaya penulisan Yunani klasik daripada penulis PB lainnya (mungkin kecuali Lukas dalam Luk 1:1-4).
  3.  Inilah satu-satunya kitab PB yang mengembangkan konsep pelayanan Yesus sebagai Imam Besar.
  4. Ajarannya tentang Kristus ini sangat kaya variasi, dan memakai lebih daripada dua puluh nama dan gelar untuk Kristus.
  5.  Kata kuncinya adalah "lebih baik" (dipakai tiga belas kali). Yesus lebih baik daripada para malaikat dan semua tokoh perantara PL. Ia memberikan perhentian, perjanjian, pengharapan, keimaman, korban pendamaian, dan janji-janji yang lebih baik.
  6. Surat ini berisi pasal yang paling menonjol dalam Alkitab mengenai iman (pasal 11Ibr 11:1-40).
  7. Kitab ini sarat dengan kutipan dan petunjuk kepada PL sehingga memberikan pengertian yang berharga mengenai penafsiran umat Kristen mula-mula terhadap sejarah dan ibadah PL, khususnya dalam bidang lambang-lambang.
  8.  Surat ini memberikan lebih banyak peringatan mengenai bahaya-bahaya kemurtadan rohani daripada kitab lainnya dalam PB.

7. Survey (gambaran umum/tema besar)
· Tema surat Ibrani adalah Kristus adalah jalan yang baru dan yang hidup (10:20) yaitu tentang KEUNGGULAN KRISTUS. Penulis tidak menyingkirkan kepercayaan orang Yahudi yang berdasarkan Hukum taurat, melainkan memperlihatkan bagaimana Hukum Taurat tersebut digenapi dalam Perjanjian Baru.
· Yesus lebih unggul daripada malaikat (Ps 1-2),Yesus Kristus adalah pencipta,penguasa,pokok keselamatan,lebih mulia daripada malaikat-malaikat.
· Bagian kedua (4:14-10:18) adalah puncak uraian tentang kebesaran dan keunggulan Yesus Kristus. Yesus dilukiskan sebagai Imam Besar kita. Ia menjadi perantara untuk perjanjian yang baru yang lebih baik daripada yang lama.
· Bagian terakhir (10:19-13:25) berisikan peringatan .
8. Teologi (sistematik,poin-poin tema)
Kata pendahuluan 1:1-14
I KEUNGULAN PRIBADI YESUS KRISTUS (1:5-4:13)
a)      Kristus lebih unggul dari malaikat-malaikat (1:5-2:18)
b)      Kristus lebih unggul dari Musa dan Yosua ( 3:1-4:13)
II KEUNGULAN PEKERJAAN YESUS KRISTUS (4:14-10:18)
a)      Kristus adalah Imam Besar menurut Melkisedek dan lebih besar dari Harun (4:14-7:28)
b)      Kristus adalah Imam Besar untuk perjanjian yang baru (8:1-10:18)
III RESPON MANUSIA TERHADAP PRIBADI YESUS KRISTUS DAN PEKERJAANNYA (10:19-13:7)
a)      Cara hidup dalam imam (10:19-39)
b)      Contoh-contoh hidup dalam iman (11:1-40)
c)      Contoh utama yaitu Kristus (12:1-4)
d)     Keadaan orang-orang Kristen dalam zaman perjanjian baru (12:5-29)
e)      Kehidupan Kristen sehari-hari (13:1-17)

B.        KONTEKS LATAR BELAKANG SEJARAH TEKS
            Surat ibrani adalah sebuah tulisan yang berisi wejangan kepada sidang pembaca yang dikenalnya . Penulis berharap bahwa ia akan berkumpul bersama-sama dengan mereka. Dalam suratnya dengan lancar mengutip perjanjian lama dan menafsirkannya sesuai dengan kepercayaannya kepada Yesus.Semua ini menyarankan bahwa sidang pembaca adalah orang Kristen Yahudi yang setia memelihara tradisi Yahudi[2].
            Apa sebenarnya latar belakang penulisan kitab ini? Sesuai dengan judulnya maka kitab ini tadinya ditulis untuk orang-orang Kristen berbahasa Ibrani (orang Kristen Yahudi) yang hidup di wilayah kekaisaran Romawi pada jaman pemerintahan Nero,  sebelum Yerusalem dihancurkan oleh Titus, yakni sekitar tahun 60-70 Masehi.
    Kita tahu dari sejarah bahwa kaisar Nero adalah salah satu kaisar Roma yang kejam. Pada jaman pemerintahannya ia sangat memusuhi orang Kristen. Rumah-rumah mereka dirusak, harta benda mereka disita, mereka dijebloskan ke dalam penjara bahkan banyak yang dihukum mati. Dalam keadaan yang demikian, tidak sedikit anak-anak Tuhan yang murtad, undur dari iman. Mereka kembali ke agama mereka yang lama, mereka meninggalkan gereja dan kembali ke sinagoge-sinagoge, mereka menyangkal Yesus dan kembali kepada Torat Musa. Kondisi dan situasi yang berat memaksa mereka untuk menyangkal iman mereka[3].

C.        KONTEKS ALKITABIAH
1)                  Dekat
Ibrani 4:1-7
Memuat tentang janji tentang perhentianNya yang masih berlaku.Yaitu setiap orang yang beriman. Ada yang sejumlah orang akan masuk ke tempat perhentian itu  sedangkan mereka yang   dahulu mendengarkan kabar sukacita tersebut tidak masuk karena ketidaktaatan mereka.

2)                                          Jauh
Konteks jauh dari Ibrani 4:8-13 adalah dua perikop lain dalam Perjanjian Lama :
1.      Ul 31:7
2.      Yos 22:4
3.      Kej 2:2
Ada hal yang menarik yang penulis temukan ketika mencermati  Ibrani 4:8-13 adalah:
1)                  Ul 31:7 Musa memanggil Yosua dan berkata kepadanya di depan seluruh orang Israel supaya Yosua mempunyai keteguhan hati dan memimpin bangsa Israel menuju tanah Perjanjian.
2)                  Yos 22:4  Tuhan telah mengaruniakan keamanan kepada mereka untuk dapat menyeberangi sungai Yordan.
3)                                          K ej 2:2 Pada hari ketujuh Allah berhenti dari segala pekerjaan yang telah dibuatNya.



D.       TEKS
1.BATASAN TEKS
Kalau dalam King James Version maka Ibrani pasal 4 ayat 1 sampai  ayat 14 sedangkan dalam kitab Terjemahan Baru ibrani pasal 4 dipisahkan menjadi dua perikop. Yaitu perikop pertama dengan judul Hari Perhentian Yang disediakan Allah dan perikop yang kedua berjudul Yesus sebagai Imam Besar. Dalam Kitab Bahasa Indonesia Sehari-hari pasal 4 disatukan menjadi satu perikop saja, dengan memasukkan ayat 14 sampai 16 ke dalam perikop sama.

Terjemahan baru
4:8 Sebab, andaikata Yosua telah membawa mereka masuk ke tempat perhentian, pasti Allah tidak akan berkata-kata kemudian tentang suatu hari lain.4:9 Jadi masih tersedia suatu hari perhentian, hari ketujuh, bagi umat Allah. 4:10 Sebab barangsiapa telah masuk ke tempat perhentian-Nya, ia sendiri telah berhenti dari segala pekerjaannya, sama seperti Allah berhenti dari pekerjaan-Nya.4:11 Karena itu baiklah kita berusaha untuk masuk ke dalam perhentian itu, supaya jangan seorangpun jatuh karena mengikuti contoh ketidaktaatan itu juga.4:12 Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.4:13 Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab.

Teks yunani
Heb 4:8 εἰ γὰρ αὐτοὺς ᾿Ιησοῦς κατέπαυσεν, οὐκ ἂν περὶ ἄλλης ἐλάλει μετὰ ταῦτα ἡμέρας.
Heb 4:9  ἄρα ἀπολείπεται σαββατισμὸς τῷ λαῷ τοῦ Θεοῦ.
Heb 4:10  ὁ γὰρ εἰσελθὼν εἰς τὴν κατάπαυσιν αὐτοῦ καὶ αὐτὸς κατέπαυσεν ἀπὸ τῶν ἔργων αὐτοῦ, ὥσπερ ἀπὸ τῶν ἰδίων ὁ Θεός.
Heb 4:11  Σπουδάσωμεν οὖν εἰσελθεῖν εἰς ἐκείνην τὴν κατάπαυσιν, ἵνα μὴ ἐν τῷ αὐτῷ τις ὑποδείγματι πέσῃ τῆς ἀπειθείας.
Heb 4:12  Ζῶν γὰρ ὁ λόγος τοῦ Θεοῦ καὶ ἐνεργὴς καὶ τομώτερος ὑπὲρ πᾶσαν μάχαιραν δίστομον καὶ διϊκνούμενος ἄχρι μερισμοῦ ψυχῆς τε καὶ πνεύματος, ἁρμῶν τε καὶ μυελῶν, καὶ κριτικὸς ἐνθυμήσεων καὶ ἐννοιῶν καρδίας·
Heb 4:13  καὶ οὐκ ἔστι κτίσις ἀφανὴς ἐνώπιον αὐτοῦ, πάντα δὲ γυμνὰ καὶ τετραχηλισμένα τοῖς ὀφθαλμοῖς αὐτοῦ, πρὸς ὃν ἡμῖν ὁ λόγος.

















E TERJEMAHAN SEMENTARA DAN ANALISIS GRAMATIKAL

















G.PERBANDINGAN TERJEMAHAN

AYAT 8

TL       : Karena jikalau Yusak sudah membawa mereka itu masuk ke dalam perhentian,       niscaya tiadalah Allah menyebutkan hari yang lain kemudian daripada itu. 
TB       : Sebab, andaikata Yosua telah membawa mereka masuk ke tempat perhentian, pasti Allah tidak akan berkata-kata kemudian tentang suatu hari lain.
BIS      :kalau seandainya Yosua sudah member orang-orang itu istirahat yang dijanjikan Allah,maka Allah tidak akan berbicara lagi tentang suatu hari yang lain
ASV    : For if Joshua had given them rest, he would not have spoken afterward of another day.
NASB :For if Joshua had given them rest, He would not have spoken of another day after  that.

NIV     : For if Joshua had given them rest, then would he not afterward have spoken of    another day.
8. Jawaban untuk keberatan yang mungkin dilakukan untuk alasannya, yaitu, bahwa mereka dibawa ke Kanaan oleh Yosua (jadi "Yesus" di sini berarti, seperti dalam Kisah Para Rasul 7:45) melakukan memasuki perhentian Allah. Jika sisa Allah berarti Kanaan, Tuhan akan tidak setelah mereka masuk ke negeri itu, telah berbicara (atau berbicara [ALFORD]) lain (masa depan) hari memasuki sisanya.

AYAT 9
TL       : Jikalau begitu, tetaplah suatu Masa Perhentian bagi kaum Allah.
TB       : Jadi masih tersedia suatu hari perhentian, hari ketujuh, bagi umat Allah.
BIS      :jadi bagi umat Allah masih ada janji untuk beristirahat seperti Allah beristirahat pada hari yang ketujuh itu
ASV    : There remaineth therefore a sabbath rest for the people of God.
NASB : So there remains a Sabbath rest for the people of God.
NIV     : There remaineth therefore a rest to the people of God.

9. Oleh karena itu - karena Allah "berbicara tentang hari lain"
masih sisa - masih harus direalisasikan selanjutnya oleh "beberapa (yang) harus memasukkan di dalamnya" (Ibrani 4:6), yaitu, "umat Allah," Israel sejati yang akan masuk ke dalam perhentian Allah ("istirahat saya, "Ibrani 4:3). Perhentian Allah adalah Sabbatism, maka juga akan kita menjadi.
istirahat - Yunani, "Sabbatism." Dalam waktu ada banyak hari-hari Sabat, tapi kemudian akan ada kenikmatan dan menjaga dari Sabat-rest: satu yang sempurna dan abadi. "Istirahat" dalam Ibrani 4:08 adalah Yunani, "catapausis," Ibrani, "Noah", sisanya dari kelelahan, sebagai bahtera beristirahat di Ararat setelah tossings nya ke sana kemari, dan Israel, di bawah Yosua, menikmati saat istirahat terakhir dari perang di Kanaan. Tapi "istirahat" dalam Ibrani 4:09 adalah lebih mulia dan lebih mulia (Ibrani) "Sabat" Sisanya, secara harfiah, "penghentian": beristirahat dari pekerjaan ketika selesai (Ibrani 4:4), sebagaimana Tuhan beristirahat (Wahyu 16: 17). Dua ide dari "istirahat" dikombinasikan, memberikan tampilan sempurna hari Sabat surgawi. Beristirahat dari kelelahan, kesedihan, dan dosa, dan sisanya dalam penyelesaian ciptaan baru Allah (Wahyu 21:5). Penciptaan direnovasi keseluruhan akan berbagi di dalamnya, tidak akan ada untuk memecahkan Sabat keabadian, dan Allah Tritunggal akan bersukacita dalam pekerjaan tangan-Nya (Zefanya 3:17). Musa, perwakilan hukum, tidak bisa memimpin Israel ke Kanaan: hukum Taurat membawa kita kepada Kristus, dan ada kantor berhenti, seperti yang dilakukan Musa di perbatasan Kanaan: itu adalah Yesus, antitipe Yosua, yang memimpin kita ke seluruh surgawi. Ayat ini secara tidak langsung menetapkan kewajiban Sabat masih, untuk jenis terus sampai antitipe menggantikan itu: jadi korban hukum berlanjut sampai Kurban antitypical besar digantikan itu, Seperti maka antitypical surgawi Sabat-sisa tidak akan sampai Kristus, Injil Joshua kami , datang, untuk mengantar kami ke dalamnya, hari Sabat duniawi khas harus terus sampai saat itu. Orang-orang Yahudi menyebut sisa masa depan "hari yang semua Sabat."

AYAT 10
TL       : Karena orang yang sudah masuk ke dalam perhentian-Nya itu telah berhenti sendiri daripada pekerjaannya, sama seperti sudah diperbuat Allah.
TB       : Sebab barangsiapa telah masuk ke tempat perhentian-Nya, ia sendiri telah berhenti dari segala pekerjaannya, sama seperti Allah berhenti dari pekerjaan-Nya.

BIS      :karena orang yang menerima istirahat yang dijanjikan Allah kepadanya itu, akan beristirahat juga dari semua pekerjaannya,sama seperti Allah
           
ASV    : For he that is entered into his rest hath himself also rested from his works, as God did from his.
NASB : For the one who has entered His rest has himself also rested from his works, as God did from His
NIV     : For he that is entered into his rest, he also hath ceased from his own works, as God did from his.
10. Untuk - membenarkan dan menjelaskan kata "istirahat," atau "Sabbatism,"
dia yang dimasukkan - siapa sekali masuk.
istirahatnya - perhentian Allah: sisanya disiapkan oleh Allah bagi umat-Nya [ESTIUS]. Sebaliknya, "perhentian-Nya": sisanya pria: yang ditugaskan kepadanya oleh Allah sebagai nya. Yunani adalah sama dengan bahwa untuk "sendiri" segera setelah.
beroleh berhenti - The aorist Yunani digunakan dari waktu yang tidak tertentu, "adalah wont untuk berhenti," atau lebih tepatnya, "istirahat": beristirahat. The past tense berarti pada saat yang sama kepastian itu, sebagaimana juga bahwa dalam kehidupan ini semacam pendahuluan dalam Kristus sudah diberikan [Grotius] (Yeremia 06:16, Matius 11:28 Matius 11:29). Kebahagiaan tertinggi kami akan, menurut ayat ini, terdiri dalam kita bersatu dalam satu dengan Allah, dan dibentuk menjadi sesuai dengan Dia sebagai pola dasar kami [Calvin].
dari karya-karyanya sendiri - bahkan dari orang-orang yang baik dan sesuai dengan waktu melakukan pekerjaan. Buruh diikuti dengan istirahat bahkan di surga (Kejadian 2:03 Kejadian 2:15). Pekerjaan dan istirahat yang Allah adalah pola dasar yang kita harus sesuai. Argumennya adalah: Dia yang pernah memasuki istirahat, terletak dari pekerjaan, tetapi umat Allah belum beristirahat dari mereka, karena itu mereka belum memasuki sisanya, dan sehingga harus tetap di masa depan. ALFORD diterjemahkan, "Dia yang masuk ke dalam nya (atau Tuhan, melainkan 'nya', Yesaya 11:10, 'perhentian-Nya': 'sukacita Tuhan,' Matius 25:21 Matius 25:23) sisanya (yaitu , Yesus, Forerunner kami, Ibrani 4:14, 6:20, 'Anak Allah yang melintasi semua langit': berbeda dengan Joshua jenis, yang tidak membawa umat Allah ke seluruh surgawi), ia sendiri ( emphatical) beristirahat dari karya-karyanya (Ibrani 4:4), karena Allah (lakukan) dari-Nya sendiri "(jadi Yunani," bekerja "). Argumen, meskipun umumnya berlaku untuk siapa saja yang telah memasuki istirahatnya, mungkin menyinggung Yesus khususnya, antitypical Joshua, yang, setelah memasuki perhentian-Nya di Ascension, telah berhenti atau beristirahat dari pekerjaan-Nya dari ciptaan baru, sebagai Allah di hari ketujuh beristirahat dari karya penciptaan fisik. Bukan berarti Dia telah berhenti untuk melanjutkan karya penebusan, nay, Ia menjunjung tinggi dengan mediasi Nya, tetapi Dia telah berhenti dari bagian-bagian dari pekerjaan yang merupakan yayasan, pengorbanan telah sekali untuk semua dicapai. Bandingkan untuk beristirahat ciptaan Allah, sekali untuk semua selesai, dan beristirahat dari. tapi sekarang masih


AYAT 11
TL       : Sebab itu, hendaklah kita mengusahakan diri masuk ke dalam perhentian itu, supaya jangan seorang pun jatuh, seperti teladan durhaka itu.

TB       : Karena itu baiklah kita berusaha untuk masuk ke dalam perhentian itu, supaya jangan seorangpun jatuh karena mengikuti contoh ketidaktaatan itu juga.

BIS      : Sebab itu ,marilah kita berusaha sunguh-sungguh untuk menerima istirahat yang dijanjikan Allah itu.jangan sampai seorang pun dari kita gagal seperti mereka dahulu, karena tidak percaya kepada Allah.
ASV    : Let us therefore give diligence to enter into that rest, that no man fall after the same example of disobedience.
NASB : Therefore let us be diligent to enter that rest, so that no one will fall, through following the same example of disobedience.
NIV     : Let us labour therefore to enter into that rest, lest any man fall after the same example of unbelief.
Mari kita. . . Oleh karena itu - Melihat janji seperti itu ada di hadapan kita, yang kita dapat, seperti mereka, jatuh pendek karena ketidakpercayaan.
tenaga kerja - Yunani, "berusaha dengan tekun."
Sisanya itu - yang masih masa depan dan begitu mulia. Atau, dalam terjemahan ALFORD'S Ibrani 4:10, "Itu beristirahat di mana Kristus telah dimasukkan sebelum" (Ibrani 4:14, Ibrani 6:20).
jatuh - dengan jiwa, bukan hanya tubuh, seperti orang Israel pemberontak jatuh (Ibrani 3:17).
setelah contoh yang sama - ALFORD menerjemahkan, "jatuh ke dalam contoh yang sama." Tempat kurang menonjol dari "jatuh" dalam bahasa Yunani nikmat ini. Pengertiannya adalah, "jangan ada jatuh ke dalam ketidaktaatan tersebut (sehingga Yunani untuk 'ketidakpercayaan' berarti) karena mereka memberikan contoh" [Grotius]. Orang-orang Yahudi berkata, "Orang tua adalah tanda (peringatan) untuk anak-anak mereka."

AYAT 12

TL       : Karena firman Allah itu hidup dan berkuasa, dan lebih tajam daripada pedang bermata dua, dan makan dalam sehingga menceraikan nyawa dan roh, serta sendi dan sumsum, dan tahu menyelidik segala ingatan dan niat hati.
TB       : Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.

BIS      :Perkataan Allah adalah perkataan yang hidup dan kuat,lebih tajam dari pedang bermata dua. Perkataan itu menusuk sampai ke batas antara jiwa dan roh;sampai ke batas antara sendi-sendi dan tulang sumsum, sehingga mengetahui sedalam-dalamnya pikiran dan niat hati manusia.
ASV    : For the word of God is living, and active, and sharper than any two-edged sword, and piercing even to the dividing of soul and spirit, of both joints and marrow, and quick to discern the thoughts and intents of the heart.

NASB : For the word of God is living and active and sharper than any two-edged sword, and piercing as far as the division of soul and spirit, of both joints and marrow, and able to judge the thoughts and intentions of the heart.
NIV     : For the word of God is quick, and powerful, and sharper than any twoedged sword, piercing even to the dividing asunder of soul and spirit, and of the joints and marrow, and is a discerner of the thoughts and intents of the heart.
12. Untuk - berjuang rajin tersebut (Ibrani 4:11) adalah kewajiban kita FOR harus kita lakukan dengan Allah yang "kata" di mana kita akan dihakimi, adalah hati-searching, dan yang matanya melihat semuanya (Ibrani 4: 13). Kualitas di sini dikaitkan dengan firman Allah, dan seluruh konteks, menunjukkan bahwa itu dianggap berkuasa PERADILAN nya, dimana ia ditakdirkan orang Israel tidak taat kepada pengecualian dari Kanaan, dan akan mengecualikan percaya disebut Kristen dari sisa surgawi. Firman tertulis Allah bukanlah pemikiran yang menonjol di sini, meskipun bagian ini sering dikutip seolah-olah itu. Masih firman Allah (sama dengan yang berkhotbah, Ibrani 4:2), digunakan di sini dalam arti yang luas, tetapi dengan referensi khusus untuk kekuasaan kehakiman nya, TERMASUK Firman Allah, pedang Roh dengan ujung ganda, satu tepi untuk menghukum dan mengkonversi beberapa (Ibrani 4:2), dan yang lainnya untuk mengutuk dan menghancurkan percaya (Ibrani 4:14). Wahyu 19:15 sama mewakili kekuasaan kehakiman Firman sebagai pedang yang tajam akan keluar dari mulut Kristus untuk memukul bangsa-bangsa. Hal yang sama kata yang menabung untuk setia (Ibrani 4:2) menghancurkan untuk taat (2 Korintus 2:15 2 Korintus 2:16). Firman pribadi, kepada siapa beberapa merujuk bagian ini, tidak dimaksudkan di sini: karena Dia tidak pedang, tetapi memiliki pedang. Jadi mengacu Joshua tepat berikut dalam Ibrani 4:8.
cepat - Yunani, "hidup"; memiliki daya hidup, sebagai "tongkat mulut dan nafas bibir" dari "Allah yang hidup."
kuat - Yunani, "energik", tidak hanya hidup, tapi penuh semangat berkhasiat.
tajam - "lebih pemotongan."
bermata dua - dipertajam pada kedua tepi dan belakang. Bandingkan "pedang Roh ... firman Allah" (Efesus 6:17). Kekuatan ganda tampaknya tersirat oleh perusahaan yang "bermata dua." "Ini menilai semua yang ada di hati, karena di sana melewati, sekaligus menghukum [kafir] dan mencari [baik orang percaya dan kafir]" [Krisostomus]. Philo sama berbicara tentang "Tuhan melewati antara bagian-bagian dari pengorbanan Abraham (Kejadian 15:17, di mana, bagaimanapun, itu adalah 'lampu menyala' yang lewat di antara potongan-potongan) dengan firman-Nya, yang merupakan pemotong segala sesuatu: yang pedang , yang dipertajam dengan ketajaman maksimal, tidak pernah berhenti untuk membagi segala sesuatu yang masuk akal, dan bahkan hal-hal tidak jelas untuk merasakan atau dibagi secara fisik, tapi jelas dan dibagi oleh kata. " Pelatihan awal Paulus, baik di sekolah-sekolah Yunani Tarsus dan sekolah Ibrani di Yerusalem, menyumbang sepenuhnya untuk kenalan dengan mode Philo pemikiran, yang pasti akan saat ini di antara belajar Yahudi di mana-mana, meskipun Philo sendiri milik Alexandria, bukan Yerusalem. Mengatasi orang Yahudi, ia dengan sanksi Roh apa yang benar dalam literatur mereka saat ini, karena ia sama lakukan dalam menangani orang bukan Yahudi (Kisah Para Rasul 17:28).
menusuk - Yunani, "datang melalui."
bahkan sampai memisahkan jiwa dan roh - yaitu, mencapai melalui bahkan untuk pemisahan jiwa hewani, bagian bawah alam inkorporeal manusia, kursi keinginan hewan, yang memiliki kesamaan dengan biadab; membandingkan sama Yunani, 1 Korintus 2:14, "alam [hewan ikhlas] man" (Yudas 1:19), dari roh (bagian yang lebih tinggi dari manusia, menerima Roh Allah, dan bersekutu dia untuk makhluk surgawi) .
sendi-sendi dan sumsum - lebih tepatnya, "(bahkan mencapai TO) kedua sendi (sehingga untuk membagi mereka) dan sumsum." Kristus "tahu apa yang ada dalam manusia" (Yohanes 2:25): sehingga firman-Nya mencapai sejauh pengetahuan yang paling intim dan akurat bagian manusia yang paling tersembunyi, perasaan, dan pikiran, membagi, yaitu, apa yang membedakan spiritual dari apa yang duniawi dan hewan dalam dirinya, roh dari jiwa: Amsal 20:27 jadi. Sebagai pisau imam Lewi mencapai bagian membagi, erat bersatu sebagai sendi tungkai, dan menembus ke bagian terdalam, sebagai marrows (bahasa Yunani adalah jamak), sehingga firman Allah membagi bagian bergabung erat dari manusia immaterial makhluk, jiwa dan roh, dan menembus ke bagian terdalam dari roh. Klausul (mencapai bahkan) "baik sendi dan sumsum" adalah bawahan klausa, "bahkan sampai memisahkan jiwa dan roh." (Dalam naskah tertua seperti dalam bahasa Inggris Version, tidak ada "baik," seperti yang ada di klausul "baik sendi dan ... yang menandai yang terakhir menjadi bawahan). Sebuah gambar (tepat dalam menangani orang-orang Yahudi) dari pemisah literal sendi, dan menembus ke, sehingga untuk membuka keluar, sumsum, dengan pisau imam, menggambarkan disebutkan sebelumnya spiritual "memisahkan jiwa dan roh," dimana masing-masing (jiwa serta roh) diletakkan telanjang dan " telanjang "di hadapan Allah, pandangan ini kesepakatan dengan Ibrani 04:13 Terbukti." memisahkan jiwa dari roh "jawaban" sendi "yang pedang, saat mencapai kepada, membagi terbelah, sebagai" roh "jawaban yang terdalam "sumsum." "Musa membentuk jiwa, roh Kristus. Jiwa menarik dengan itu tubuh, roh menarik dengan itu baik jiwa dan tubuh "interpretasi ALFORD'S adalah janggal, dimana ia membuat jiwa itu sendiri, dan semangat itu sendiri, yang akan dibagi, bukan jiwa dari roh:. Sehingga juga ia membuat tidak hanya sendi yang akan dibagi terbelah, tetapi sumsum juga harus dibagi (?). membagi Firman dan kekuatan jauh menembus memiliki baik hukuman dan efek penyembuhan.
membedakan pertimbangan pikiran - ". mampu menilai tujuan" Yunani,
maksud - lebih tepatnya, "konsepsi" [CRELLIUS]; "ide" [ALFORD]. AS Yunani untuk "pikiran" mengacu pada pikiran dan perasaan, sehingga untuk "maksud," atau lebih tepatnya "konsepsi mental," mengacu pada intelek.


AYAT 13
TL       : Maka tiada suatu makhluk pun yang tersamar kepada-Nya, melainkan nyata dan terbuka segala sesuatu kepada pemandangan Allah, yang harus kita memberi jawab kepada-Nya.

TB       : Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab.

BIS      :Tidak ada satu makhluk pun yang tersembunyi dari pandangan Allah.Segala sesuatu telanjang dan terbuka di hadapan-Nya. Dan kita harus memberi pertanggungjawaban kepadaNya

ASV    : And there is no creature that is not manifest in his sight: but all things are naked and laid open before the eyes of him with whom we have to do.

NASB : And there is no creature hidden from His sight, but all things are open and laid bare to the eyes of Him with whom we have to do.
NIV     : Neither is there any creature that is not manifest in his sight: but all things are naked and opened unto the eyes of him with whom we have to do.
13. makhluk - terlihat atau tidak terlihat.
di hadapan-Nya - di hadapan Allah (Ibrani 4:12). "Hikmat Allah, hanya manifold, dan beraneka ragam seragam, dengan pemahaman dimengerti, memahami segala sesuatu tidak bisa dimengerti."
dibuka - secara harfiah, "dilemparkan di bagian belakang sehingga memiliki leher telanjang," sebagai korban dengan leher terbuka untuk pengorbanan. The Greek perfect tense menyiratkan bahwa ini adalah negara kami terus-menerus dalam hubungan dengan Tuhan. ", hai manusia, malu dan takut kepada Allah-Mu, tanpa jilbab, tidak memutar, membungkuk, mewarnai, atau menyamar, dapat menutupi ketidakpercayaan" (Yunani, 'ketidaktaatan,' Ibrani 4:11). Mari kita, oleh karena itu, sungguh-sungguh berusaha untuk masuk sisanya supaya jatuh apapun melalui ketidakpercayaan praktis (Ibrani 4:11).

H)ANALISIS KATA-KATA PENTING DAN KONTRAKS ANALOGI TEKS
Full Life : MASIH TERSEDIA SUATU HARI PERHENTIAN.
Nas : Ibr 4:9
Perhentian yang dijanjikan Allah tidak hanya untuk di dunia ini, tetapi juga di sorga (ayat Ibr 4:7-8; bd. Ibr 13:14). Bagi orang-orang percaya, masih ada perhentian abadi di sorga (Yoh 14:1-3; bd. Ibr 11:10,16). Memasuki perhentian yang terakhir ini berarti berhenti bekerja, menderita, dan dianiaya seperti biasa dialami dalam kehidupan kita di bumi ini (bd. Wahy 14:13), mengambil bagian dalam perhentian Allah sendiri, dan mengalami sukacita, kesenangan, kasih, dan persekutuan dengan Allah dan orang-orang kudus lainnya untuk selama-lamanya. Saat itu akan merupakan hari ketujuh atau hari Sabat yang tidak akan berakhir (Wahy 21:1-22:21).
  4  Full Life : BERUSAHA UNTUK MASUK.
Nas : Ibr 4:11
Mengingat berkat yang mulia dari keadaan abadi itu serta nasib yang mengerikan dari mereka yang gagal memasukinya, maka orang-orang percaya harus dengan tekun berusaha untuk masuk rumah sorgawi umat Allah. Hal ini menuntut agar kita berlari-lari menuju tujuan sorgawi tersebut (Fili 3:13-14) dan berpegang teguh kepada Firman Allah (ayat Ibr 4:12) dengan tekun berdoa (ayat Ibr 4:16).
  5  Full Life : FIRMAN ALLAH.
Nas : Ibr 4:12
Firman Allah menentukan siapa yang akan memasuki perhentian Allah. Firman ini merupakan pedang tajam yang menusuk sampai ke dalam hati sanubari kita untuk mengetahui apakah pikiran dan motivasi kita itu rohani atau tidak. Pedang ini bermata dua, yang memotong untuk menyelamatkan kehidupan kita atau yang menghukum kita untuk mengalami kematian kekal (bd. Yoh 6:63; 12:48). Oleh karena itu, tanggapan kita terhadap Firman Allah seharusnya lebih mendekatkan kita kepada Yesus sebagai Imam Besar kita (ayat Ibr 4:14-16;
lihat art. FIRMAN ALLAH).
  6  Full Life : KITA SEKARANG MEMPUNYAI IMAM BESAR AGUNG.
Nas : Ibr 4:14
Lihat cat. --> Ibr 8:1
[atau ref. Ibr 8:1]
mengenai pelayanan Yesus sebagai Imam Besar.





DAFTAR PUSTAKA


Samuel benyamin hakh.” Perjanjian baru”,bandung:bina media informasi,2010
Software E-sword
http://www.bibleing.com/versions/kjv/kjv_hebrews04.htm









[1] http://sabda.org/pesta/exegesis_kitab_ibrani
[2] Samuel benyamin hakh.” Perjanjian baru”,bandung:bina media informasi,2010
[3] http://www.gpdilembahdieng.com/index.php?option=com_content&view=article&id=183:belajar-alkitab-ibrani-